Hallo Januari cerita keluarga nugros baru keluar lagi nih, setelah beberapa lama vakum hihihi Uminya lagi banyak kegiatan jadi belum sempat update disini. Sekarang juga sih Umi masih padat beberapa kegiatan tapi masih ada waktu luang dan ada mood jadi update deh cerita keluarga nugros. Sudah banyak cerita yang belum sempat tertulis nih.
Untuk kali ini Umi mau cerita tentang malam tahun baru kemari. Kemarin tahun baru Moms kemana saja nih dengan si kecil? Malam tahun baru kemarin tadinya sih Umi dan Abi berniat mengajak anak-anak ke Alun-Alun Ujung Berung untuk melihat malam puncak, kebetulan memang dekat sekali dengan rumah. Namun sayangnya itu tidak terwujud, akhirnya kami sekeluarga menghabiskan malam tahun baru di rumah saja karena Adek Iyan lagi sakit.
Sedih deh.... bukan sedih karena enggak bisa tahun baruan diluar tetapi sedih lihat Adek Iyan yang lagi sakit. Jadi sehari sebelum malam tahun baru Adek mulai demam tapi masih cukup lincah, belum terlalu rewel. Adek memang kalau sakit tidak terlalu rewel, biasanya tetap mau bermain ya tetep sih kalau lagi kerasa sakitnya dia menangis minta di gendong.
Awal Mula Sebelum terdeteksi Campak
Nah pas malam tahun baru itu berbeda, Adek maunya digendong terus. Sudah digendong terlihat tatapan matanya lesu sekali, saat Umi pegang dahinya duhh panas. Langsung Umi cek suhu badan anak menggunakan thermometer, melihat hasilnya Umi kaget banget suhunya 41 derajat. Umi panik banget itu angka yang bisa dibilang bahaya jika didiamkan, Umi berusaha tenang dan Umi teringat mengecek suhu Adek saat dalam gendongan mungkin ini yang membuat suhu naik.
Umi rebahkan Adek ke kasur dan bajunya dibukakan semua kecuali kaos dalam dan popoknya lalu Umi cek kembali suhunya. Ada lagi keanehan dari si Adek biasanya dia akan mengamuk kalau ditaruh kasur, namun kali ini dia terlihat pasrah saja hanya mengangkat kedua tangannya tanda minta digendong lagi dan tak ada tangisan sama sekali. Melihat adek lemas sekali seperti itu Umi semakin kwatir dan sedih, segera Umi cek suhu badannya menggunakan thermometer dan suhunya tidak seperti dalam gendongan tapi bisa dibilang cukup tinggi juga 39,7 derajat.
Cara Menangani Anak Demam Tinggi
Ditengah kepanikan melihat adek yang terlihat lemah dan suhu badan tinggi, saat itu Umi tetap berusaha tenang dan mengingat-ingat yang pernah Umi pelajari tentang cara menangani anak demam tinggi. Langsung saja Umi praktekan dan Alhamdulillah setelah itu suhu badan adek turun menjadi 38,6 derajat walau masih tinggi setidaknya masih tahap demam normal di suhu 38 derajat.
Umi akan berbagi cara menangani anak demam tinggi yang Umi lakukan kemarin saat Adek demam tinggi :
1. Beri Obat Penurun Panas
Ini hal yang pertama Umi lakukan setelah mengetahui suhu Adek yang cukup tinggi. Umi selalu menyediakan obat penurun panas anak-anak di kotak P3K karena anak seumur Adek dan Babang ini suka tiba-tiba panas.
Ini hal yang pertama Umi lakukan setelah mengetahui suhu Adek yang cukup tinggi. Umi selalu menyediakan obat penurun panas anak-anak di kotak P3K karena anak seumur Adek dan Babang ini suka tiba-tiba panas.
2. Skin to Skin
Setelah Umi membuka pakaian Adek lanjut Umi membuka pakaian juga dan rebahan di tempat tidur lalu Adek ditengkurapkan di atas badan Umi. Biasanya Adek selalu berontak tapi kemarin dia diam saja hanya merintih kecil saja, ada sekitar 5 menit kurang dia mulai enggak betah. Lalu Umi gendong Adek tetap masih melakukan skin to skin. Saat terlihat Adek kelihatan gerah, kegiatan skin to skin Umi stop.
3. Kompres Air Hangat
Setelah skin to skin, Umi rebahkan kembali Adek diatas kasur dan dia masih terlihat pasrah saja. Lanjut Umi kompres kening Adek dengan air hangat menggunakan handuk kecil. Setelah selesai Umi kembali mengecek suhu badan Adek, Alhamdulillah turun menjadi 38,6 derajat.
Setelah suhu badannya turun Alhamdulillah Adek mulai bisa tidur mungkin badannya sudah mulai terasa enak. Saat itu Umi bepikir "Apa mungkin Adek terkena campak?". Soalnya pengalaman Babang Iyas dahulu juga seperti itu, panas tinggi berbeda dari biasanya eh besoknya keluar bintik-bintik merah.
Keesokan Adek sudah mulai turun panasnya dan sudah mulai mau makan dan bermain, malam harinya saat Adek tidur Umi perhatikan diwajahnya seperti ada binti kemerahan, Umi sorotkan cahaya senter ke wajah Adek dan benar saja keluar bintik merah, perut dan punggungnya penuh bintik merah khas campak namun tangan dan kakinya belum nampak. Dan baru nampak keesokan harinya. Oke positif Adek terkena campak.
Bagaimana cara merawat anak yang terkena campak? Berdasarkan pengalaman saja, tidak ada pengobatan khusus sih Umi hanya berusaha membuat anak menjadi nyaman saja. Soalnya saat awal bintik itu akan keluar membuat anak menjadi rewel mungkin rasanya sakit atau pegal. Adek pun jadi sering menangis dan mengamuk Umi di tendangin terus sama dia hiks tanda dia enggak mau digendong. Lebih sering ngASI Adek, memberi ASI membuat Adek lebih anteng karena dia merasa nyaman dan kenyang.
Kalau kata orang tua Umi sih anak campak itu enggak boleh mandi, kasihan juga masa seminggu enggak mandi hiks Adek sih hanya saya lap dengan handuk dan air hangat tapi pas panas tinggi saya enggak lap. Lalu katanya juga saat bintik merahnya sudah keluar jaga agar anak tidak mengucek mata, karena nanti bintik merahnya bisa sampai ke mata. Tapi saya enggak tau ya ini mitos atau bukan.
Kenapa saya tidak membawa ke dokter? Karena kondisi Adek yang membaik saat bintik merahnya keluar panasnya berangsur menurun jadi saya rasa tidak perlu ke dokter karena pasti obatnya penurun panas juga. Tapi hati-hati ya Mom jika panasnya terus tinggi sebaiknya diperiksakan ke dokter.
Sudah Imunisasi koq bisa terkena campak?
Bisa donk setahu saya memang semua orang bisa terkena campak walau sudah imunisasi. Adek ini sudah lulus imunisasinya saat usia 19 bulan dan usia 21 bulan ini dia terkena campak. Untunglah Adek sudah imunisasi sehingga demamnya tidak terlalu tinggi, berbeda orang yang belum imunisasi bisa sangat berbahaya panasnya bisa lebih tinggi dari Adek. Siapa yang belum imunisasi hayuk imunisasi :)
Oh iya apakah Babang Iyas tertular? Enggak Babang sudah dua kali terkena campak, dan sudah booster campak juga jadi Alhamdulillah Babang tetap sehat. Sekarang Adek sudah kembali ceria dan bikin rumah ramai kembali.
Setelah skin to skin, Umi rebahkan kembali Adek diatas kasur dan dia masih terlihat pasrah saja. Lanjut Umi kompres kening Adek dengan air hangat menggunakan handuk kecil. Setelah selesai Umi kembali mengecek suhu badan Adek, Alhamdulillah turun menjadi 38,6 derajat.
Setelah suhu badannya turun Alhamdulillah Adek mulai bisa tidur mungkin badannya sudah mulai terasa enak. Saat itu Umi bepikir "Apa mungkin Adek terkena campak?". Soalnya pengalaman Babang Iyas dahulu juga seperti itu, panas tinggi berbeda dari biasanya eh besoknya keluar bintik-bintik merah.
Keesokan Adek sudah mulai turun panasnya dan sudah mulai mau makan dan bermain, malam harinya saat Adek tidur Umi perhatikan diwajahnya seperti ada binti kemerahan, Umi sorotkan cahaya senter ke wajah Adek dan benar saja keluar bintik merah, perut dan punggungnya penuh bintik merah khas campak namun tangan dan kakinya belum nampak. Dan baru nampak keesokan harinya. Oke positif Adek terkena campak.
Bagaimana cara merawat anak yang terkena campak? Berdasarkan pengalaman saja, tidak ada pengobatan khusus sih Umi hanya berusaha membuat anak menjadi nyaman saja. Soalnya saat awal bintik itu akan keluar membuat anak menjadi rewel mungkin rasanya sakit atau pegal. Adek pun jadi sering menangis dan mengamuk Umi di tendangin terus sama dia hiks tanda dia enggak mau digendong. Lebih sering ngASI Adek, memberi ASI membuat Adek lebih anteng karena dia merasa nyaman dan kenyang.
Kalau kata orang tua Umi sih anak campak itu enggak boleh mandi, kasihan juga masa seminggu enggak mandi hiks Adek sih hanya saya lap dengan handuk dan air hangat tapi pas panas tinggi saya enggak lap. Lalu katanya juga saat bintik merahnya sudah keluar jaga agar anak tidak mengucek mata, karena nanti bintik merahnya bisa sampai ke mata. Tapi saya enggak tau ya ini mitos atau bukan.
Kenapa saya tidak membawa ke dokter? Karena kondisi Adek yang membaik saat bintik merahnya keluar panasnya berangsur menurun jadi saya rasa tidak perlu ke dokter karena pasti obatnya penurun panas juga. Tapi hati-hati ya Mom jika panasnya terus tinggi sebaiknya diperiksakan ke dokter.
Sudah Imunisasi koq bisa terkena campak?
Bisa donk setahu saya memang semua orang bisa terkena campak walau sudah imunisasi. Adek ini sudah lulus imunisasinya saat usia 19 bulan dan usia 21 bulan ini dia terkena campak. Untunglah Adek sudah imunisasi sehingga demamnya tidak terlalu tinggi, berbeda orang yang belum imunisasi bisa sangat berbahaya panasnya bisa lebih tinggi dari Adek. Siapa yang belum imunisasi hayuk imunisasi :)
Oh iya apakah Babang Iyas tertular? Enggak Babang sudah dua kali terkena campak, dan sudah booster campak juga jadi Alhamdulillah Babang tetap sehat. Sekarang Adek sudah kembali ceria dan bikin rumah ramai kembali.
Keluarga Nugros
makasih infonya ummi, jadi noted nih gimana atasi campak pada anak tanpaa panik ya :) anak bungsuku baru 9 bulan dan baru mau vaksin campak soalnya
ReplyDeleteAlhamdulillah adek Iyas sudah sembuh ya mom, panik banget kalau anak sakit, apalagi kalau panasnya masih turun naik.
ReplyDeleteSemua tergantung kondisi kitanya juga, kalau lagi fit maka tidak akan tertular. Asupan makanan sehat dan vitamin juga gak boleh kendor.
Semoga anak2 kita selalu sehat ya mom, aamiin.
Alhamduliah udah sembuh ya dedek Iyas.
ReplyDeleteSedihnya ya kalau anak sakit, apalagi sampai demam tinggi gitu.
Kalau saya udah panik banget tuh.
Btw saya masih agak bingung dengan kompres, sebagian orang kompres air hangat, sebagian air dingin.
Benarnya yang mana ya? 😁
Kalau DSA-ku bilangnya kompres air hangat, supaya bisa membohongi tubuh kalau suhu luar lbh panas, jd nanti tubuh bisa menurunkan suhunya sendiri gtu...
DeleteAnakku beberapa bulan lali indikasi campak mba. Pas dicek katanya bukan tp bintik2ny mirip. Sempat worry, baca2 artikel
ReplyDeleteAnakku beberapa bulan lalu sempat indikasi campak mom. Tapi herannya kata dokte r bukan😅
ReplyDeleteAkhir tahun kemarin banyak anak yang demam dan akhirnya terdiagnosa campak. Meskipun udah imunisasi tetap aja pada kena campak. Tapi memang beda, kalo sudah imunisasi efeknya tidak akan separah mereka yang tidak imunisasi. Alhamdulillah anak saya (Dimas 15,5 bulan) juga sudah imunisasi campak :)
ReplyDeleteAlhamdulillah adek udah kembali ceria.. Penanganan campak harus cepat dilakukan lebih dulu di rumah yah mbak Ria, apalagi teknik pengobatannya yang ramah untuk anak
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah sembuh adek Iyas-nya. Memang imunisasi penting sekali untuk mengurangi kejadian lebih parah lagi.
ReplyDeleteYang penting kita enggak panik saat menangani ya Mbak. Semoga semua sehat-sehat ya sekarang...
Duh. Ilya belum imunisasi campak nih. Mau sekalian sama MMR. Rencananya minggu depan. Degdegan semoga sampai waktu yang ditentukan dia baik-baik aja.. amin .
ReplyDeletePengalaman mba dalam merawat Iyas selama terkena penyakit campak bisa aku jadikan pelajaran nih bila suatu saat anakku terkena campak. Seneng nih lihat Iyas sudah sehat dan ceria kembali :)
ReplyDeleteakhamdulillah dapat tips cara menangani campak, bisa jadi bekal saya kelak, makasih yah kak.
ReplyDeletesehat selalu buat kakak
Oh iya, akhir tahun kemarin memang banyak anak yang terkena campak. Beberapa murid yang les di tempatku terpaksa ijin. :(
ReplyDeleteAlhamdulillah udah sehat ya. Emang lg musim sih. Kalau anakku kemarin kena roseola, alhamdulillah dikasi minum banyak, ilang2 sendiri merah2nya.
ReplyDeleteWah, moms yang sigap banget nih. Alhamdulillah si Adek sudah sehat kembali. Tips-tipsnya sangat berguna nih Mbak buat entar kalau sudah punya anak, hehehe.. THanks Mbak.
ReplyDeleteDua minggu lalu juga Rayhan tiba2 demam tinggi. Karena tiba2 saya jadi was2 jangan2 kena campak. Karena anak tetangga ada yg lagi kena. Tapi alhamdulillah ngga.
ReplyDeleteBeberapa minggu lalu Rayhan juga tiba2 demam. Saya khawatir kena campak karena ada anak tetangga yang lagi kena. Alhamdulillah sekarang sudah sembuh
ReplyDeletenoted mbaak. Anakku belum pernah campak jadi ini berguna banget in case aku butuh nanti-nanti. Anakku baru pernah kena Roseola aja heheuu
ReplyDeletehufff.. 2 minggu sebelum tahun baru running penyakit dirumah.. sakitnya gantian dari aku, nyambung ke anak tiga dan trakhir ke papino.. jadi ya beneran gak kepikiran jalan-jalan hehehe.. liburannya beneram dirumah dan gak kmana mana.. iyas campak ya? kalau nadone roseola hhuhuhuu.. bikin galau kan akunya lagi hamil gini 😅 tapi itu iyas awal panas langsung 41 aman um? gak ada step kan? kuat ya iyas.. tinggi banget loh 41.. Alhamdulillah masa masa itu sudah terlewati ya..
ReplyDeleteSenang ya kalau panas anak sudah turun. Biasanya keponakan aku kompres dengan air biasa sih atau air dingin juga.
ReplyDeletewah ternyata bisa treatment di rumah aja ya campak ini. memang kalau anak demamnya sampai tinggi banget kita harus waspada ya, mbak. kayak anakku kemarin demam sampai muntah bikin takut jadinya
ReplyDelete